Dr. Ir. Marwan Syaukani, M.Sc: “Di Bawah Tangan Dingin Ibu Zaenab, Kemajuan Bangkalan Dapat Dibanggakan

Dr. Ir. Marwan Syaukani, M.Sc: “Di Bawah Tangan Dingin Ibu Zaenab, Kemajuan Bangkalan Dapat Dibanggakan

ASISTEN Deputi Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga dari Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia, Dr. Ir. Marwan Syaukani, M.Sc. menyambangi Kabupaten Bangkalan, baru-baru ini.

Kedatangan Dr. Ir. Marwan Syaukani, M.Sc diterima langsung Bupati Bangkalan R. Abdul Latif Amin Imron dan Ketua TP-PKK Kabupaten Bangkalan, Zaenab Zuraidah Latif, SE didampingi 18 Camat se-Kabupaten Bangkalan beserta para isteri (Ketua TP-PKK Kecamatan) dan OPD terkait, di Pendopo Agung, baru-baru ini.

Dalam pertemuan, Zaenab Zuraidah Latif yang akrab disapa Zaezura mengajak Dr. Ir. Marwan Syaukani, M.Sc mengunjungi tiga titik lokasi di Bangkalan yang memiliki potensi. Pertama Wisata Mangrove Bancaran, Makam Agung Arosbaya, dan puncak acara di Taman Budaya IKM Sentra Suramadu.

Dalam kesempatan itu Zaezura memberikan pemaparan perihal peningkatan ekonomi, pelestarian budaya dan yang lebih penting dalam peningkatan SDM agar bisa terjalin sinergitas terwujudnya kesejahteraan masyarakat.

Seperti diketahui, Pemerintah Kabupaten Bangkalan merupakan satu dari 4 kabupaten yang ada di pulau Madura, terletak di ujung Jembatan Suramadu yang menghubungkan pulau Jawa dan Madura. Sejak berdirinya jembatan ini, kemajuan di pulau Madura sangat pesat.

Dr. Ir. Marwan Syaukani, M.Sc mengaku, kali pertama menginjakan pulau Madura setelah adanya Jembatan Suramadu dan langsung ke Resto Bebek Sinjay, karena hanya itulah yang terkenal sampai Jakarta. Namun pemikiran picik ini terbantahkan setelah dirinya mengunjungi Kabupaten Bangkalan dan diterima Bupati dan Istri Bupati Bangkalan.

“Saya bersyukur diajak keliling ke Bangkalan oleh ketua PKK, Ketua Budaya dan masih banyak lagi jabatan lainnya di samping sebagai istri Bupati Bangkalan. Di bawah tangan dingin ibu Zaenab, kemajuan Kabupaten Bangkalan dapat dibanggakan,” ungkap Dr. Ir. Marwan Syaukani, M.Sc.

Pertama-tama, Marwan diajak ke Desa Bancaran, sebuah desa pesisir yang masih memiliki hutan bakau yang cukup lebat. Sebelum dilakukan renovasi, daerah hutan bakau ini merupakan penampungan sampah yang berasal dari darat dan laut.

Saking kotornya hutan bakau ini, di pinggirannya dibangun sebuah tempat pemotongan hewan.  Kotoran yang dihasilkan RPH (Rumah Potong Hewan) ini dengan mudah dibuang ke hutan bakau. Namun sejak 2018, hutan bakau ini disulap menjadi hutan wisata. Kotoran yang menumpuk di hutan bakau ini dibuang dan lingkungannya dibersihkan.

Di daerah ini juga dibangun jalan setapak sampai laut dengan fondasi tanaman bakau. Jalan setapak ini dicat dengan gambar-gambar binatang laut dengan warna warni yang menarik. Di samping membersihkan hutan bakau dan jalan setapak, pemuda Desa Bancaran juga membuat kapal wisata dari bahan fiber yang disewakan kepada pengunjung yang berminat jalan-jalan mengelilingi Desa Bancaran. Melalui pembangunan wisata mangrove ini Kabupaten Bangkalan mendapat penghargaan dari Pemda Provinsi Jawa Timur.

“Kunjungan kedua dilakukan ke makam pendiri Kabupaten Bangkalan. Dari kujungan ini, saya mengetahui sejarah Kabupaten Bangkalan. Kabupaten Bangkalan dulunya merupakan sebuah kerajaan kecil yang berdiri pada tahun 1531 yang diperintah oleh Kiai Pratanu,” ujarnya.

Menariknya, pada monev kali ini, Marwan diterima langsung Raden Panji yang merupakan pewaris kerajaan yang ada di Bangkalan dan menjelaskan asal muasal kerajaan yang ada di Bangkalan serta menunjukan makam pewaris kerajaan yang ada di Bangkalan. Terlihat komplek pemakaman keluarga ini cukup tertata dengan baik.

Kunjungan ketiga ke Gedung Sentra Industri Kecil dan Menengah (IKM) yang terletak di samping pintu masuk dan keluar Jembatan Suramadu, merupakan show case dari produk yang dihasilkan oleh UMKM di Kampung Keluarga Berkualitas yang tersebar di 18 kecamatan. Bahan makanan dan produk lainnya telah mendapat tanda pendaftaran dari dinas industri sehingga mutu produk yang dijual sudah terjamin.

“Umumnya modal usaha produk yang dipajang di IKM berasal dari pemanfaatan dana desa. Di samping terdapat kios-kios show case, IKM juga dilengkapi dengan resto-resto kecil tempat melepas dahaga ketika mengunjungi IKM. IKM Kabupaten Bangkalan mengingatkan saya pada toko souvenir pada wilayah Norwegia yang lokasinya tepat di ujung jembatan Swedia dan Norwegia yang panjangya 16 kilometer.

Dari ketiga spot monev lapangan tersebut dapat disimpulkan, Kabupaten Bangkalan dapat dikategorikan daerah yang siap menghadapi pembangunan berkelanjutan. Kabupaten Bangkalan sebagai destinasi wisata laut yang berdasarkan budaya merupakan terobosan yang patut mendapat acungan jempol.

Namun demikian, lanjut Marwan, pengembangan Kabupaten Bangkalan sebagai tujuan wisata yang berbudaya masih perlu sentuhan lanjutan. Di antaranya, pengembangan wisata laut dengan mengembangkan fasilitas lainnya, melakukan penjernihan air laut dengan menebarkan amuba pembersih, membuat jaring penahan sampah laut namun tetap tidak mengganggu alur kapal nelayan, melakukan promosi eksistensi IKM dan mengembangkan IKM sebagai destinasi wisata kuliner dan wisata air. WAID/MCM – BANGKALAN

%d bloggers like this: